Ada Speed Debate dan Role Play (Hari Ketiga di Workshop Education)

Sebelum bahas-bahas agenda ISFiT di Minggu, 08 Februari 2015, saya akan menceritakan sedikit mengenai satu rutinitas saya di pagi hari. Jadi, di Norwegia ada keju yang sangat sayang untuk dilewatkan, namanya brown cheese. Brown cheese ini rasanya mirip caramel cheese, warnanya cokelat dan rasanya legit, dan tentunya akan jadi teman manis buat sarapan. Selain tentang sarapan, ada cerita tentang transportasi umum yang saya gunakan dari rumah ke pusat kegiatan (Studenter Samfundet dan HiST). Mereka menggunakan transportasi bus AtB yang memiliki jadwal yang sangat tepat waktu, jadi jika setiap pagi saya menghabiskan waktu sekitar 10 menit menuju Studenter Samfundet dari Vennylust (daerah rumah saya), maka setiap harinya saya akan menghabiskan waktu yang sama. Nah, ini pemandangan di depam halte bus di daerah perumahan saya

Pagi hari sekitar pukul 8

Pagi hari sekitar pukul 8

Jika dihari kedua workshop kami berlatih teknik berdialog, maka dihari ketiga workshop kami berlatih teknik debat, dan kami menyebut kegiatan pembuka ini “Speed debate”. Dalam speed debate kami dibagi menjadi dua tim, yaitu pertama adalah tim yang harus setuju dengan setiap topik yang diberikan dan tim kedua adalah tim yang tidak setuju dengan topik yang diberikan. Saya mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu tim yang harus setuju dengan setiap topik yang diberikan. Setiap orang akan memiliki kesempatan selama 2 menit untuk menyampaikan argumen mereka untuk setiap masing-masing topik, dan setiap topik akan diperdebatkan dengan orang yang berbeda-beda dengan total sekitar 12 topik.

Setelah menyelesaikan speed debate, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas topik sebuah skenario kasus korupsi dengan seting kondisi tertentu. Pembahasan nantinya akan dipresentasikan dalam bentuk role play. Kelompok saya mendapatkan skenario kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan terhadap dana pendidikan.

Setelah menyelesaikan sesi workshop hingga pukul 16.00, kami melanjutkan kegiatan dengan mengikuti sesi plenari di Studentersamfundet pada pukul 18.00 hingga 20.00. Plenari kali ini menghadirkan beberapa pembicara dari berbagai disiplin, diantaranya Jonathan Shapiro (Integrity Compliance Officer), Richard J. Battaglia (a partner in Steptoe’s Chicago office ) dan Sony Kapoor (Managing Director of international think tank Re-Define).

Apa itu Korupsi ? (Hari Kedua di Workshop Education )

Hari kedua di workshop Education, Sabtu 07 Februari 2015, hari ini dan selanjutnya akan banyak hal-hal yang akan kami saling ceritakan dan debatkan terkait isu korupsi.

Dihari kedua workshop kami memulai agenda workshop dengan memahami perbedaan antara “dialog” dan “debat”. Untuk lebih memahami teknik dialog yang baik, kami memulainya dengan berbagi cerita mengenai korupsi dari masing-masing negara. Saya bercerita sedikit banyak mengenai fenomena pendidikan di Indonesia, mengenai sistem pendidikan anti-korupsi, kurikulum dan beberapa upaya pemerintah dalam mengatasi korupsi melalui fondasi awal, yaitu pendidikan.

Ceritanya lagi cerita

Ceritanya lagi cerita. Courtesy: http://foto.samfundet.no/

Hal ini cukup menarik perhatian mereka, karena dari hasil dialog dan berbagi cerita tersebut, mereka mengaku bahwa di negara mereka belum ada semacam model pendidikan anti-korupsi secara resmi diajarkan di berbagai level pendidikan. Diskusi kami lakukan dalam kelompok kecil, lalu masing-masing dari kelompok kecil akan memilih satu cerita yang akan didiskusikan bersama dalam kelompok besar. Cerita saya akhirnya diangkat untuk didiskusikan bersama dalam kelompok besar.

Tidak hanya dari saya, ada sekitar empat lagi cerita dari rekan-rekan saya dari Macedonia, Argentina, Malawi dan Zimbabwe (jika saya tidak salah ingat). Bentuk dan tipe kasus atau praktik korupsi di beberapa negara berkembang ternyata mirip-mirip, dari mulai penyogokan tingkat administrasi, pembelian soal ujian, uang pelicin agar lulus ujian masuk, hingga skandal-skandal yang terjadi antara dosen dan mahasiswa (cerita korupsi di dunia pendidikan Macedonia). Kami terus berpikir mencari benang merah dan akar masalah tipe-tipe kasus yang sama tersebut.

Oh iya, di setiap pagi setelah menyeduh kopi atau teh (setelah sampai ruangan HiST) untuk menghangatkan badan atau sekedar mengambil pisang untuk sarapan, kami selalu memulai hari dengan berbagi cerita yang kami alami di pagi hari, kami sebut ritual ini dengan “check out”. Tidak hanya di pagi hari dan di awal aktivitas, “check out” juga akan dilakukan setelah kegiatan workshop selesai di pukul 03.00 atau 04.00 p.m..

Agenda kami setiap hari seusai kelas workshop, kami akan menuju kantin mahasiswa lalu melanjutkan kegiatan di Studenter Samfundet untuk sesi pleneri, yang tentunya diisi oleh narasumber-narasumber yang sudah mendunia. Bocorannya, di hari berikutanya sesi plenari akan diisi oleh Jonathan Shapiro (Integrity Compliance Officer), Richard J. Battaglia (a partner in Steptoe’s Chicago office) dan Sony Kapoor (Managing Director of international think tank Re-Define).

Kenalan Yuk! (Hari kedua di Trondheim, Hari pertama di workshop Education)

Berdasarkan surat undangan yang dikirimkan ke saya, diberitahukan bahwa tahun 2015 ISFiT menerima pendaftar sekitar 5300 pelajar dari berbagai negara, dan berdasarkan hasil keputusan tim penilai diundanglah 450 pelajar yang akan mengikuti diskusi di 17 workshop yang telah disediakan. Dan saya terpilih untuk menjadi bagian dari keluarga workshop Education.
LoA (Letter of Accaptance)

Di hari pertama bertemu dengan teman-teman di workshop Education, masing-masing dari kami memperkenalkan sesuatu yang khas dari negara kami (pakaian adat, makanan khas dan banyak lagi), saya memperkenalkan songket dan kebaya.

Kebaya dan Songket. Courtesy Ekra Ahmed

Selain ada perkenalan masing-masing pakaian adat, acaranya selanjutnya ada icip-icip makanan khas dari masing-masing negara. Hm…manisnya Turkish delight. Selain Turkish Delight, masih banyak jajanan dan makanan khas dari beberapa negara, seperti kacang khas Malawi, permen kelapa dari Vietnam, kue kacang gurih dari Algeria dan cokelat mewah dari Belgium serta masih banyak lagi.

Kegiatan kami dari pagi pukul 09.00 a.m. hingga sekitar pukul 03.00 p.m. kami habiskan bersama teman-teman satu workshop, lalu sekitar pukul 04.00 p.m. kami menuju kantin mahasiswa di belakang bangunan “yang disebut seperti bangunan di film Harry Potter” untuk menikmati makan malam, dan acara-acara yang ditunggu-tunggu Upacara Pembukaan.

Opening Ceremony

Opening Ceremony

Winter Pertama (International Student Festival in Trondheim, Norwegia)

Keberangkatan Menuju Trondheim (Hari 1)

Ceritanya akan saya mulai dari keberangkatan saya menuju Trondheim, Norwegia. Saya berangkat pada tanggal 04 Februari 2015 pukul 18.45 WIB dan sampai pada pemberhentian pertama di Kuala Lumpur, lalu perjalanan dilanjutkan kembali sampai di bandar udara Schipol Amsterdam. Dari Amsterdam menuju Trondheim hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit, dan disini saya bertemu beberapa peserta ISFiT yang kebetulan lagi kami satu pesawat menuju Trondheim. Sesampainya di Trondheim, kami disambut dengan suhu salju jalanan yang mulai mencair dan butiran salju dari langit Trondheim.

Hi from Trondheim

https://www.youtube.com/watch?v=hLOygr-AKwc 

Ceritanya tidak berhenti di sana, saya dan teman-teman yang baru saja turun dari bus langsung menuju bangunan merah tua Studenter Samfundet, gedung pusat kegiatan pemuda di kota ini. Kami melakukan registrasi ulang, menerima beberapa official merchandise ISFiT, berkumpul di aula dan bermain game, tak lupa berkenalan dengan teman-teman baru dari berbagai negara, dan akhirnya dijemput pulang oleh host family.

T-Shirt, Tumblr, Totebag

T-Shirt, Tumblr, Totebag

Sesampainya di rumah keluarga baru, saya mendapatkan beberapa hadiah kecil yang cantik buatan asli orang rumah.

ISFiT Merchandise

ISFiT Merchandise

Baik, akhirnya di hari pertama kedatangan saya di Trondheim, saya habiskan makan malam bersama keluarga baru dengan menu sup salmon dan vanilla ice cream dari Madagaskar (buat yang ini ga sempet di foto)

My parents and my sisters

My parents and my sisters